Hindari Penyebab Gagalnya Masuk POLRI Ini

Kepolisian Republik Indonesia menawarkan banyak calon anggota baru baik dari tamtama, brigadir dan akpol, kebutuhan polisi semakin meningkat setiap tahunnya dengan adanya tingkat kebutuhan polisi yang banyak pensiun sehingga hal itu menjadi sebuah alasan bagi negara untuk menambah aparat untuk selalu waspada dan menjaga stabilitas dan keamanaan negara dengan menambah kuotanya setiap tahun.  Penerimaan polisi yang semakin lama semakin meningkat tersebut berlandasakan dengan karakter wilayah Indonesia yang luas, pertambahan penduduk dan perluasan wilayah di Indonesia. Sehingga dengan begitu Indonesia akan lebih maju kedepannya.

Dalam penerimaan polri, ada beberapa tahapan dan proses penyelenggaraan yang harus dilalui oleh calon anggota polri. Hal itu adalah salah satu unsur bagaimana manajemen seleksi dari kepolisian Indonesia diterapkan, dengan memilah-milah seorang calon, yang mana akan menjadi unsur dimana seorang polisi Indonesia akan selalu taat dengan aturan yang telah diberlakukan sebelumnya, Dengan kata lain hal itu harus dilaksanakan sebagai persyaran mencari anggota baru yang lebih berkompeten dari sebelumnya dengan menambah unsur dan kriteria baru dalam menyeleksi beberapa calon anggota barunya

Proses seleksi penerimaan polri sangatlah ketat. Hal ini, karena beratnya tanggung jawab menjadi seorang polisi di medan tugas sebagai penegak hukum, memelihara keamanan dan kenyamanan serta memberi perlindungan. Kebanyakan calon peserta rekruitmen Polri atau Polwan yang gagal mengikuti tes lanjutan karena kesalahan kecil yang dilakukan calon itu sendiri. Mulai datang tidak tepat waktu saat tes hingga surat pernyataan orangtua yang ditandatangani orang lain. Padahal dalam persyaratan sudah ditentukan secara tertulis.

Banyaknya peserta seleksi masuk menjadi prajurit Polri yang tidak lulus / gagal disebabkan oleh berbagai faktor. Namun yang paling dominan adalah karena para peserta seleksi tidak mempunyai pengetahuan tentang jenis dan bentuk seleksi serta standarisasi penilaian. Sehingga dalam melaksanakan seleksi masuk menjadi calon prajurit Polri, para peserta seleksi tidak mengerti apa yang harus dipersiapkan, apa yang harus dipelajari dan apa yang harus dilatih. Maka dari itu mengikuti bimbel polisi adalah salah satu cara dalam memaksimalkan persiapan dan memperbesar peluang lulus.

Kegagalan 50% dari semua calon di tingkat tes seleksi kesehatan, kemudian kegagalan 25%-30% di seleksi jasmani/kesemaptaan. Penyebab gagal tes jasmani (olahraga) karena tidak mengerti bentuk tes dan calon tidak pernah berolahraga. Sementara gugur 20%-30% pada tes psikologi (psikotes). Sisanya 20%-30% gagal karena tes ideologi (wawancara).

Penyebab Gagalnya Masuk Polisi

Tidak Memeriksakan Kesehatan Lebih Dahulu

Peserta seleksi masuk polri banyak yang gagal, karena tidak lulus tes kesehatan. Pada umumnya baik orangtua maupun peserta seleksi tidak tahu atau tidak mengerti tes kesehatan itu meliputi apa saja dan bagaimana standart kelulusan.Tanpa berbekal pengetahuan, peserta hanya bisa berspekulasi (untung-untungan / pasrah). Padahal, seharusnya tidak begitu. jika ada kekurangan/penyakit bisa diobat lebih dahulu. Oleh karena itu, peserta harus berusaha mencari tahu tes kesehatan masuk polisi. Peserta Harus Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Pendahuluan di RS TNI/POLRI terdekat dan Konsultasi dengan Dokter TNI/POLRI

Kurang Latihan Kesamaptaan Jasmani/Rohani

Banyak peserta gagal dalam mengikuti seleksi kesamaptaan jasmani. Ada bebrapa kemungkinan penyebab kegagalan itu. Peserta mungkin tidak pernah latihan olahraga, mentalnya kurang kuat sehingga mudah menyerah, atau latihan yabg dilakukan tidak sesuai dengan yang di ujikan. Karena itu, sebelum mengikuti seleksi masuk sebagai anggota polri peserta harus tau jenis tes kesamaptaan dan standart penilaianya. Agar bisa terhindar dari kegagalan saat tes masuk polisi. sebelum melaksanakan test seleksi masuk menjadi prajurit TNI/Polri, para peserta test harus melaksanakan latihan kesemaptaan jasmani secara rutin dan teratur. Namun yang lebih penting adalah para orang tua dan para peserta seleksi harus mengetahui kapan waktu yang tepat melaksanakan latihan, bagaimana bentuk serta standar kelulusan test kesamaptaan jasmani, apa saja bentuk test kesamaptaan jasmani.

Tidak Mengerti Dan Tidak Mengenal Psikotes

Tahapan psikotes merupakan tahapan yang menegangkan dan di takuti oleh peserta tes. Hal itu wajar, karena banyak sekali peserta yang gagal. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan kegagalan itu. Mungkin peserta tidak mengerti dan tidak mengenal bentuk soal soal psikotes. Peserta dapat mempersiapkan diri sebelum seleksi agar kemungkinan lulus semakin besar. Sebelum melaksanakan seleksi, peserta harus paham tujuan dilaksanakan tes psikotes, dimana mendapatkan buku buku psikotes, bagaimana bentuk psikotes, apa yang harus di dikerjakan dan apa yang tidak boleh di lakukan selama pelaksanaan tes psikotes berlangsung. Cari tahu bagaimana bentuk soal psikotest, apa tips (apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan, seperti yang dijarkan di TACTICAL IN POLICE) dalam test psikotest.

Persyaratan Administrasi Kurang

Persyaratan administrasi ang di butuhkan dalam seleksi masuk menjadi anggota polri, sebenarnya telah di umumkan secara resmi. Namun, karena kurang peduli dan kurang teliti, sebagian peserta tidak dapat memenuhi persyaratan administrasi dan dinyatakan gagal/tidak lulus. Persyaratan apa yang harus dipenuhi, dan kapan batas waktu yang di teatapkan panitia untuk menyerahkan persyaratan administrasi. Dengan mengetahui hal tersebut, peserta diharapkan untuk dapat melengkapi persyaratan administrasi dengan sempurna. Baca informasi terlengkap seputar penerimaan anggota TNI-POLRI.

Tidak Tahu Bentuk Tes Mental Ideologi

Pada umumnya peserta seleksi tidak mengetahui bentuk tes mental ideologi. Hal ini menyebabkan persentase kegagalan yang cukup tinggi. Apabila peserta tes mengetahui bentuk tes mental ideologi, tentu lebih besar kemungkinan untuk lulus dalam tahap tes ini.

Tidak Tahu Bentuk Tes Pantukhirda Dan Tes Pantukhirpus

Tes akhir dalam seleksi penerimaan calon anggota polri di daerah tersebut PANTUKHIRDA (Panitia Penentu akhir daerah). Dan dipusat disebut PANTUKHIRPUS. PANTUKHIRDA dan PANTUKHIRPUS merupakan tes akhir yang sangat menentukan. Tes PANTUKHIR merupakan seluruh materi seleksi (administrasi, kesehatan, jasmani, mental idiologi) dengan peserta tes untuk dilihat keseluruhan hasil tes masing-masing bidang (Data tertulis) dengan bentuk fisik dari setiap peserta.

Kurang Latihan Soal Tes Akademis/Pengetahuan Umum

Banyak peserta tes menganggap tes akademis itu mudah. Alasannya, mereka sudah berhasil lulus dari berbagai ujian ketika masih di sekolah. Pengetahuan umum pun dianggap sudah banyak di kuasai karena dalam waktu yang cukup panjang dia sudah membaca,mengamati,dan bahkan mengalaminya. Karena itu, peserta biasanya menganggap enteng tes akademis. Padahal, seharusnya tidak begitu. Soal tes ujian dan soal tes seleksi berbeda. Bedanya soal ujian untuk mengukur penyerapan ilmu yang di pelajari, sedangkan tes seleksi untuk menyaring dari sekian ribu peminat. Dengan demikian tes seleksi tentu lebih sulit daripada tes ujian.

Menghadapi Tes TNI-POLRI tidak cukup mempunyai postur tinggi dan fisik kuat. Taktik dan strategi sangat dibutuhkan agar dapat melewati tahap demi tahap dalam berbagai Tes TNI-POLRI. Demikian penjelasan tentang penyebab gagalnya masuk polri. Pengalaman pahit itu dapat di gunakan  sebagai pembelajaran bagi peminat calon peserta seleksi. Paling tidak, pengalaman pahit itu dapat di gunakan sebagai sumber motivasi dan sumber inspirasi untuk melakukan persiapan secara lebih baik, lebih cerdik, dan lebih bersunguh-sungguh. Semoga dapat bermanfaat dan Sukses saat tes masuk polisinya.

Leave a Reply